Wednesday, February 29, 2012

Request Sao

Posted by Unknown 0 comments
Untuk dirimu yang jauh disana..
Berjuta rasa dan kehilangan serta penantian,
Kutujukan pada bayangmu..
Entah kau 'kan sadari atau lupakan,
Aku akan selalu menanti, menunggumu disini..

Untuk semua harapanku yang tak kunjung terbalaskan..
Segala cita, senyum pahit, dan galauku,
Tertulis dalam sejarah hati..
Entah kau mengerti atau tidak,
Aku 'kan tetap disini, sampai yang tak pasti berubah pasti..

Untukmu, aku termenung,
Membisu di setiap waktu,
Membeku di tiap detik nafasku,
Membayangkan setiap letak bagian wajahmu,
Mengingat lagi setiap tingkah lakumu,
Mengagumi dirimu..
Seperti dulu..
Namun kali ini aku lebih baik lagi..
Lebih pahit lagi,
Lebih sakit lagi,
Tapi aku akan bertahan..

Kau mungkin tak mengenalku,
Kau mungkin tak menatap bulan yang sama,
Kau mungkin tak ingin bersamaku,
Tapi ketahuilah...
Aku tak 'kan pernah berubah,
Tak 'kan berubah dalam mengagumimu,
Tak 'kan berubah dalam mengingatmu,
Tak 'kan berubah untuk bertahan..
Demi dirimu..

Kita terpisah jauh..
Bukan jarak, namun hati..
Kita saling tak melihat..
Bukan mata, namun hati..
Kita saling tak mendengar..
Bukan telinga, namun hati..
Kita saling tak mengenal..
Bukan nama, namun hati..
Kita saling tak mengerti..
Bukan akal, namun hati..
Kita tak 'kan pernah satu..
Bukan tidak pasti, namun kenyataan..

Aku disini, memerankan gadis yang menangis bersama rintik hujan,
Berdo'a dalam setiap sujud,
Berharap pada angin yang tertiup,
Menelusuri hutan kelam tanpa dirimu..
Sementara kau disana, memerankan pangeran yang tak kunjung datang,
Menjemput rinduku,
Menyelematkanku dari racun kehidupan,
Berkuda ke istanaku..

Cerita cintaku mungkin sebatas ini..
Sebatas mengagumi,
Sebatas memimpikan,
Sebatas berharap..
Namun, ke depan nanti,
Semua ini akan berakhir..
Mungkin tidak denganmu,
Namun bersamanya,
Ia yang mengagumiku seperti aku mengagumimu..
Tidak ada lagi jarak antar dua hati,
Pedih antar dua mata,
Tuli antar telinga kita,
Perkenalan pintas yang tak berarti apa-apa..
Hanya ada sebatas genggaman,
Kepastian untuk kupegang..
Bahwa aku sudah bisa melihat ke depan..
Meninggalkan kenangan, bayangan, dan ingatan..
Tentangmu.

Tuesday, February 28, 2012

Request Erin

Posted by Unknown 0 comments
"Far, pulang bareng ya?" ajak Rian sepulang sekolah. Saat dilihatnya Farina sudah keluar kelas, ia langsung menhampiri gadisnya itu.
"Ya udah. Kamu bawa motor?" tanya Farina sambil mengikat tali sepatunya. Sebagai jawaban, Rian mengangguk dan menggandeng tangan Farina.
Sepanjang perjalanan pulang, kedua orang itu asyik mengobrol. Ketika melihat sebuah warung gado-gado, mereka mampir sebentar. Selain laper, Rian juga perlu membicarakan sesuatu dengan Farina.
"Far, kamu SMA mau dimana?" tanya Rian.
"Nggak tau. Kamu sendiri?" tanya Farina. Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang ditakuti Rian.
Rian menarik nafas. "Seminggu sebelum kita lulus, aku bakal pergi ke Jerman. Ayahku keterima kerja disana."
Farina menghentikan seruputan minumnya. Mendengar kata-kata Rian, ia terdiam dan menatap kosong benda yang ada di hadapannya. Rian mencoba untuk melihat ke arah lain, karena sesaat lagi kekasihnya ini akan meneteskan sesuatu yang akan sangat menyayat hati Rian.
"Harus sebelum kita lulus?" tanya Farina sambil mengelap beberapa tetes airmatanya dengan lengan seragam sekolahnya. Rian mengangguk. Terlalu sakit untuk mengucapkan kata-kata. Sama seperti Farina. "Ya udah, sekarang kita nikmati waktu yang ada. Setidaknya, aku bakal kangen banget sama 3 tahun kita."
Rian tersenyum pahit. Ninggalin elo, ngucapin semua ini, butuh perjuangan dan perlawanan ego, Far. Gue sayang banget sama elo, tapi gue harus pergi. Maafin gue, Far. Detak jantung Rian bergerak cepat. Dan untuk pertama kalinya, di hadapan Farina, ia menangis.
"Cuma elo yang boleh ngeliat airmata gue selain keluarga gue. Itu bukti kalo gue aslinya nggak kuat buat ngelepas lo," ucap Rian sambil mengurut-urut dahinya. "Kalo gue udah di Jerman nanti, elo jangan lupain gue, ya, Far. Karena elo itu udah jadi pemilik tiga tahun terbaik masa remaja gue. Gue sayang banget sama elo. Sayang banget, Far."
Farina menunduk dan diam-diam nafasnya tidak teratur. Ia menangis. Mungkin baru kali ini tangis Farina terdengar sangat menyakitkan di telinga Rian. SANGAT MENYAKITKAN!
~~~
"Ih, Farina maunya apa sih?! Resek banget jadi orang?! Masa ya, sahabatan sama cowok gue, tapi diem-diem ngegebet! Dasar, bitch banget!" gerutu Laras, mantan sahabat baik Farina.
Selama dua tahun ini, tingkah laku Farina berubah banget. Dari yang kalem dan baik, sekarang jadi ngeselin dan bitchy. Bahkan, temennya semua cowok. Semenjak Rian pergi, sifat Farina berubah 180 derajat. Mungkin ini salah satu adaptasi sama keadaan hatinya Farina, tapi kalau ada yang lebih baik, kenapa harus kayak gini?!
Beberapa saat sesudah MOS masuk SMA, Farina menjadi inceran anak-anak OSIS yang cowok-cowok. Cantik sih, iya. Tapi, yang buat mereka niat banget ngejer-ngejer Farina itu ya karena gayanya yang gandeng sana gandeng sini.
Di kelas 11-1, kelas Farina sekarang, untung aja anak-anak cowoknya kuat iman. Jadi, masih nggak mempan sama nafsunya Farina. Walaupun kadang-kadang agak hanyut, tapi setidaknya mereka menghargai kodrat cewek dan harga diri mereka sendiri.
"Rin, elo cocok tau gak jadi model sampul Playboy!" sindir Eri, salah satu dari cowok-cowok 11-1. Farina tersenyum genit mendengar itu. Bahkan, ia tertawa lepas.
"Bisa aja. Ntar semua mata memandang, loh, Ri," ucap Farina. Di lain sisi, Eri menggeleng tidak percaya.
Akhir-akhir ini, Farina deket dengan salah satu dari perkumpulan cowok 11-1, Dewa. Dewa ini anaknya alim banget dan seriusan, bentrok sama Farina. Tapi, entah kenapa, mereka jadi nempel gitu.
"Far, kalian semua, denger, gue punya gombalan.." ucap Dewa di tengah-tengah lingkaran perbincangan 11-1. "Apa bedanya Garuda sama kamu?"
"Apaaaa???" tanya anak-anak itu.
"Kalo garuda di dadaku, kalo kamu di hatiku," jawab Dewa sambil melirik ke arah Farina. Farina tersenyum. "Kalo persamaannya?"
Hening.
"Mereka sama-sama jadi bagian dariku," jawab Dewa diikuti sorak-sorai. Beberapa dari perkumpulan itu sadar kalau semua gombalan itu dituju untuk Farina.
~~~
Udah makan, Far? -Dewa
Udah. Elo sendiri? -Farina
Belum. Males gue makan. -Dewa
Yaaaah, makan dong. Kalo sakit, repot. Kasian ortu lu. -Farina
Iya, Mama... -_- -Dewa
Yaudah, makan dulu, gih, Wa. Gue tungguin, deh. -Farina.

Sebagian besar isi pesan masuk Farina seperti itu. Dewa. Dewa. Dewa. Dewa. Dan beberapa nama lain yang tidak semesra itu.

Hai, Far... -Dewa
Hey, kakak.. Udah selesai makan? -Farina
Udah. Eh, Far, kenangan terbaik elo apa? -Dewa

Membaca pesan itu, Farina teringat bayangan Rian. Rian. Tapi, dia tidak mau terlihat mellow, jadi dia berkata;

Pernah ketemu sama banyak orang. Khususnya elo. -Farina
Sok banget gombal. Cewek tuh, jangan ngegombal. Cewek itu harusnya digombalin ;) -Dewa
Ya udah, gombalin gue dong... -Farina
Hmmm... Kamu tau apa yang ngalahin bagusnya benda langit di siang dan malam hari? -Dewa
Apa? -Farina
Wajah kamu kalo lagi bersinar itu ngalahin matahari. Lembutnya hatimu itu ngalahin awan. Pancaran matamu itu meredupkan sinar bintang. Dan yang paling indah adalah keanggunanmu ngalahin bulan.. -Dewa
Aaaaaah... Ya Allah, Wa, kamu bisa aja. Seriusan, aku ngefly. Demi apapun, kamu belajar ngegombal dari mana? -Farina
Bakat kali. Hehe... Dibuka kursus gombal. -Dewa
Ya udah, aku daftar deh.. -Farina.
Kalo begitu, kamu murid satu-satunya dong... ;) -Dewa
Yaaaaa.. kelasnya sepi dong. :P -Farina
Nggak... Kelasnya bakal ramai dengan dentuman jantung kita. -Dewa
Aaaaah... Ngefly lagi.. -Farina

Dan kata-kata gombalan berlanjut hingga larut malam. Keduanya saling jatuh cinta, tapi juga saling bertahan. Dewa bertahan untuk mencari waktu yang tepat, Farina bertahan untuk tidak memberikan hatinya untuk kedua kalinya kepada orang yang terlihat tepat.
~~~
"Anjrit! Dewa-Farina jadian?!" suara desas-desus anak-anak seangkatan mulai terdengar di penjuru koridor kelas 11.
"Wa, lu jadian sama Farina?" tanya Ricky.
"Wa, sialan lu! Gue kelambatan ngelahkah nih!" gerutu Erman.
"Wa, hati-hati, Farina cewek gak bener.. Awas di 3-in," ujar Elita, penggemar rahasia Dewa.
Lain lagi dengan komentar 98% cewek-cewek.
"Yah.. Gue kasian sama Dewa. Pasti si Farina bakal nyelingkuhin."
"Ya Allah, mau berapa banyak koleksi cowoknya si Farina?!"
"Ampun deh... Ini cewek kok, nggak kenal neraka, ya?"

Farina dan Dewa tidak berkomentar. Keduanya tersenyum dalam keributan, menikmati setiap desas-desus, mengamini beberapa dari mereka, dan tersenyum sinis pada mereka yang iri. Namun, keduanya juga teriris dalam ramai. Farina menangis mendengar komentar dari bibir cewek-cewek, sedangkan Dewa tersayat menyadari semuanya hanya sebatas gosip.
~~~
Pemilihan OSIS sudah dekat lagi. Dewa mencalonkan diri jadi OSIS. Begitu juga beberapa temannya. Farina, di lain sisi, tidak tertarik sama sekali. Padahal, banyak yang yakin banget kalo Farina bakal nyalonin jadi OSIS. Tapi, mereka semua salah.
"Kok elo nggak ikut OSIS, Far?" tanya Dewa.
"Ngapain? Jangan ikut OSIS, gue udah eksis," jawab Farina sekenanya sambil menatap layar hp-nya.
"Elo nggak mau eksis dalam kebaikan, Far?"
"Hahaha... Emang OSIS baek semua?"
"Setidaknya, sebagian besar baik, Far."
"Haha. Itu menurut elo. Gue sih... Nggak pernah mikir begitu," ucap Farina sambil meletakkan handphone-nya.
Dewa tersenyum. "Gue baik, kan?"
"Iya kali," jawab Farina sekenanya.
Dewa tersenyum kecut. Bagaimana lagi dia harus lebih baik? Farina membalasnya dengan anggukan.
~~~
"Wa, kok, kagak lo tembak sih" tanya Arwan, teman seperjuangannya Dewa.
"Nunggu tanggal bagus atau waktu bagus," jawab Dewa. "Gue masih nggak yakin aja.."
"Halah... Padahal tiap malem udah OTP-an, BBM-an, segala macem.. Najong lu!" ledek Arwan sambil menempeleng kepala Dewa.
"Heh, itu namanya PDKT! Jangan sok tau, deh," jawab Dewa menempeleng balik.
"Gue do'ain cepet jadian. Biar maju dan nggak stuck. Okeh?" ucap Arwan. Dewa mengangguk.
Beberapa hari setelah itu, terdengar kabar kalau Farina sudah jadian sama anak SMA lain. Tapi, melihat Farina yang sikapnya nggak buat heran, Dewa menanyakan langsung.
"Far, elo udah jadian?" tanya Dewa pada Farina.
"Haha.. Masih masa pendekatan. Dianya baik banget. Gue males nolak," ucap Farina. Dewa melongos.
"Oh.." ucap Dewa singkat.
"Wa, tau gak sih, elo manggil gue 'Far', ingetin sama mantan. Jangan panggil gue 'Far' lagi. Benci gue sama nama panggilan itu," ucap Farina.
Dewa tersentak kaget. "Mantan? Segitu berartinya elo sampe ngebenci nama panggilan itu?"
Farina terdiam. "Nggak salah kan, gue move on dan ngebenci satu kenangan? Nggak, kan?"
"Nggak ada yang salah. Tapi, bukan berarti kenangan buruk adalah suatu pertanda buruk buat ke depannya. Nggak gitu," ucap Dewa.
Farina terkekeh. "Jangan nasehatin gue. Nggak bakal mempan."
~~~
Setelah perdebatan itu, Farina-Dewa meregang. Nggak ada lagi BBM-an, gombalan, atau apalah yang biasa mereka lakukan. Karena, sebentar lagi akan ada yang datang membawa sesuatu yang lebih menyakitkan, tapi juga menghangatkan.
"Perkenalkan, nama saya Rian. Saya murid pindahan dari Jerman," ucap Rian lantang di depan kelas 11-1.
Farina mengangkat wajahnya dan melihat sosok hangat itu. Dia lagi. Cowok yang ngubah jati dirinya, cowok yang buat dia kayak gini, cowok yang buat dia nggak bisa tepatin janjinya buat nggak ngelupain dia, cowok yang buat semuanya jadi kayak gini. Cowok itu.
Rian menyusuri jalan menuju tempat duduknya. Di sebelah Farina. Tempat kosong yang memang bukan hanya sekedar bangku sekolah, tapi juga tempat yang seharusnya menjadi teritori Rian untuk mencintainya. Tempat dimana nggak akan ada Dewa atau cowok lain. Tempat dimana Farina akan luluh dan melepas semua kebohongan jati dirinya. Tempat dimana, mata Dewa akan runtuh bersama pecahan hatinya.
"Hai, Far," sapa Rian. Farina berdiri dan berlari keluar meninggalkan tetes airmata di lantai tempat ia berlari.
Anak-anak sekelas ribut. Guru sendiri tidak ingin memperpanjang masalah. Namun, lima menit Farina tidak berlalu, Dewa menghampirinya. Diikuti ekor mata Rian dari kejauhan.
"Rin," panggil Dewa, melihat ringkuk badan Farina di sudut taman sekolah. "Jadi dia?"
Farina merintih dan terisak.
"Jadi, dia cowok istimewa yang ngasih panggilan itu? Panggilan yang elo benci? Jadi dia yang punya kenangan sama elo? Jadi dia?" tanya Dewa, perih, sakit, tapi mencoba untuk bertahan.
"Iya, Wa. Itu kenapa gue nggak pernah nganggep elo-gue serius. Karena dia masih megang hati dan jati diri gue sebenernya. Bukan karena gue emang nakal, bukan! Gue nggak kayak gini! Cuma dia yang bisa buat gue kolaps dan tiba-tiba lemah," aku Farina. "Nggak pernah ada Dewa, nggak pernah ada cowok lain, nggak pernah ada siapapun kecuali dia. Karena siapapun itu, kalau bukan nama Rian, hati gue nggak bakal terima."
Dewa menjauh. Mendengar semua pengakuan itu, dia pecah berkeping-keping. Melangkah menjauhi pujaan hatinya, berusaha untuk tegar meninggalkan kesan manis selama ini, dan belajar dari keterlambatannya dan ketidaksadarannya bahwa gadis itu masih menaruh hati pada pria di masa lalunya.
"Makasih, Far. Thanks buat BBM-nya dan waktunya. Setidaknya, sekarang gue yang ngerasa kalo elo udah genggam hati gue," ucap Dewa. "Rian cowok beruntung. Elo harus balik sama dia."
Farina berdiri dan berjalan di belakang Dewa. Ia menguatkan hati dan pikiran menghadapi wajah tak asing itu.
~~~
Sepulang sekolah, Rian menghampiri Farina. Farina yang tidak sadar akan ada badai datang menerjang, menjadi tidak stabil.
"Far," sapa Rian. "Apa kabar?"
"Baik, kok. Kamu apa kabar?" tanya Farina.
"Baik," jawab Rian. "Aku kangen banget sama kamu, Far."
Farina memalingkan wajah. "Kamu tau, selama ini, aku berubah. Gara-gara kamu. Aku berubah jadi cewek nakal yang mainannya cowok. Aku berubah jadi cewek gak bener dan beda banget sama waktu dulu kita sama-sama." Farina menarik nafas. "Tapi, sekarang aku nggak mau gitu lagi. Kamu udah ada disini. Kamu udah balik dengan jati diri aku lagi."
Rian tersenyum. "Semoga nggak terlambat.."
Dari kejauhan, Dewa menyaksikan adegan pelukan Rian-Farina. Dua orang yang emang nggak bisa dipisahkan. Dua orang yang sama-sama memiliki. Dua orang yang seharusnya nggak merusak hati Dewa. Dan seorang cewek yang udah ngebuat Dewa jatuh untuk pertama kalinya. Farina.

Sunday, February 26, 2012

Request Chelvi (Part 2)

Posted by Unknown 0 comments
Tentang dia yang membuat lukaku mengering. Setidaknya, begitu...

Saat itu, bendungan airmataku tak berhenti mengalirkan jutaan tetes,
Aku tak pernah tahu apa yang akan memberhentikan itu,
Atau, haruskah kubanjiri seluruh hati tetes demi tetes?


Saat itu, kemerahan darah di hati ini masih terlihat,
Sayat-sayat kecil yang ia beri tertinggal di belantara hati ini,
Meninggalkan kenangan yang memberikan luka yang tak sempat sembuh..


Saat itu, hanya badai yang menyapa hariku.
Setidaknya, itu yang kurasakan...
Selepas ia pergi, meninggalkan semua ini, aku rapuh ditemani hujan..


Saat itu...
Tidak! Tidak ada lagi 'saat itu'...
Sekarang, ya, sekarang..


Kini, aku melihat dirimu..
Menanti di ujung tepian banjir ini dengan sebongkah kayu,
Untuk menahan tetesan yang akan menyerbu,
Untuk memberhentikan darah yang terpancar dari lukaku,
Untuk menghapus bayangannya dari benakku,
Untuk bergerak maju, mungkin bersamamu..


Kini, aku melihat cahaya surya lagi..
Masih di sudut pandang mata bersamamu ia berdiri,
Memberikan isyarat kalau kau akan menanti,
Menanti sampai sembuh luka gores di hati ini,
Dan sampai suatu saat nanti,
Sampai hari itu hadir disini,
Aku akan selalu berterimakasih...


Kini, tidak ada lagi hujan,
Yang kelam, menyakitkan, menggetarkan, menghancurkan..
Tidak ada lagi!
Dia sudah pergi mencari yang lain dimanapun ia mau..
Tapi, aku bersyukur,
Disini, kutemukan pelangi untuk hujanku,
Kutemukan dirimu.


Untuk saat ini aku akan berkata,
"Kawan, kau masih yang pertama,
Yang berhasil membuat hati dan bibir menekuk tersenyum"
"Kawan, kau masih yang pertama,
Yang berhasil menghapus bayangnya"
"Kawan, kau masih yang pertama,
Yang berhasil membawa pelangi dalam rintik airmata"
"Kawan...
Kau masih yang pertama..."

Saturday, February 25, 2012

Request Chelvia (Part 1)

Posted by Unknown 0 comments
Ini cerita gue tentang elo. Elo yang memulai, elo juga yang mengakhiri. Gue nggak pernah tahu kalo kita bakalan.. ya, elo taulah, nyatu gitu. Tapi, dengerin aja..

"Chel, mau gak, jadi pacar gue?" Rai menatap mataku dan sesaat aku tersentak. Di depan teman-teman dekat kami, dia meminta.
"Bisa tunggu beberapa hari? Kalo gue udah siap, gue kasih jawaban," jawabku, singkat. "Dan, elo juga harus siap-siap.. nerima jawaban gue."
Rai tersenyum. Aku ikut tersenyum. Sebatas itu dan sesaat lagi, satu bagian kecil dari masa remajaku akan berubah. Terdengar dramatis, tapi mungkin seperti itu.

Gue nggak akan bilang kalo elo adalah hal terindah yang pernah terjadi di hidup gue. Nggak. Aslinya, gue sebel sama elo. Tapi, buat apa gue sebel, gue galau, gue meluapkan semua isi hati gue pakai tangisan, kalo elo cuma diam. Merasa nggak bersalah.

"Gue mau, Rai," jawabku di saat yang kukira tepat. Hal ini kuucapkan beberapa hari setelah permintaan itu. "Gue mau jadi pacar lo."
Rai tersenyum seperti baru saja mendengar berita terbahagia yang pernah ia dengar. "Makasih, ya. Dan sekarang, gue nggak bakal nyakitin elo. Bahkan, gue nggak akan pernah bikin elo sedih dan galau. Suer!" ucap Rai menjanjikan. Giliran sekarang aku terbang.
Semua berawal dari sini. Semuanya.

Gue sempet berpikir semuanya terlalu cepat. Tapi, apa salahnya nyoba? Ya, gak? Apa salahnya merealisasikan harapan teman-teman? Mereka selalu mencocokkan kita, bahkan yakin kalo suatu hari, kita emang bakal jad satu. Suatu hari.. Dan itu terjadi.

Hari pertama, aku mencoba mengkontaknya. Berhasil. Kutanya sedang apa dan banyak pertanyaan-pertanyaan manis lainnya tentang harinya. Menyenangkan, kah? Dan selalu kuakhiri dengan.. 'I love you so much'. Itu tidak salah, kan? Mereka sudah banyak tahu sekarang. Senang, mendukung.. Kuharap, dia juga seperti itu.

Kita udah annive loh.. Gue, elo... Kita! Sebulan. Sebulan, ya. Waktu yang cukup sebentar dan bahkan menurut gue, yaaa terlalu cepat. Lalu, selalu saja ada badai di setiap musim semi. Elo tau kan, maksud gue?

'Bales dong.. BBM-nya. Masa aku PING! berkali-kali nggak nyautin?! :'(' Setiap malam, hampir seluruh malamku saat itu, penuh dengan kegalauan. Aku mulai takut akan kehilangan, kekecewaan, dan segala kebalikan dari hal yang dia janjikan.
'Udah dibales, ya. Good night, nice dream.' Jawabnya singkat. Sesingkat aku menarik nafas.
'Thanks, udah dibales. Good night juga. I love you so much, Rai.' Dan dariku sepanjang itu. Tidak seimbang. Tapi, selama dia membalas, aku sudah senang.

Badai itu muncul...

'Rai kemana sih?! Nggak dibales dan bahkan nggak di-read! Bete!' satu dari sekian keluhanku. DIA DIMANA?!
'Sabar, ya.. Lagi sibuk kali.' ujar seorang teman. 
'Gimana mau sabar? Selalu kayak gini...' jawabku.
'Tapi, dia masih sayang kan...' ucapnya lagi.
'Mungkin ...' jawabku, ambigu.

Isi pesan elo malam itu..

Chel, gue rasa kita udah nggak cocok. Temenan lagi aja, ya. Makasih buat satu bulan 8 harinya. Maaf gue nggak bisa nepatin kata-kata gue. Maaf...

Dan ini pesan gue yang tidak sempat kekirim ke elo, karena gue udah keburu nangis. Elo tau.. Sakit! Sakit banget..

Hmm... Salah Rai, salah. Kita bukan udah nggak cocok. Tapi, kamu berhenti berharap, sementara aku masih. Berat sebelah. Kamu berhenti bertahan, tapi aku masih ingin bertahan. Kamu berhenti menggenggam, tapi aku terlalu lemah untuk menarikmu lagi. Buat satu bulan 8 harinya, aku masih ingin lebih lama. Karena, kupikir, kita nggak bisa berhenti sampai sini. Mana janji kamu?! Aku... jatuh. Terhempas. Tapi, harus aku hadapi. Semoga akan ada yang datang membawa senyumku kembali. :'(

Tapi, itu terlalu terlihat lemah. Ini balasan gue. ..

Sip. Iya. Kayaknya, enakan temenan. Sama-sama, Rai. :) Jangan jaim-jaim. :D

Elo nggak pernah tau kan, betapa panjang gue nangis? Nggak kan?! Hahaha.. Elo tau, gue masih nunggu janji lo.. Masih.

Nyolot, Tapi Cinta (Request Kak Arswendita)

Posted by Unknown 0 comments
"BISA NGGAK SIH, ELO NGGAK NYOLOT?!" bentak Bella di hadapan Farhan. Farhan yang mukanya emang terlahir nyolot, yaaaa, nggak bisa bilang apa-apa. "Elo baru adek kelas gue. Jadi, elo harusnya hormat sama gue!"
Farhan terkekeh. "Harus gitu? Cuma masalah umur dan tingkatan, gue perlu hormatin orang kayak lo?! ... Makasih, deh. Masih banyak orang yang lebih berguna yang bisa gue hormatin."
Kesabaran Bella sudah hampir meluap, tapi ada Akbar yang menyuruhnya berhenti melawani anak nyolot itu. Akbar, yang pada saat itu berstatus mantannya Bella, bisa meluluhkan emosi Bella dan menarik gadisnya kembali sebelum sesuatu yang tidak-tidak terjadi.
"Bel, udah. Mendingan duduk dulu," ujar Akbar lembut sambil merangkul Bella ke tempat duduk di depan kelas 8-7. "Dia kenapa sih?"
"Nyolot. Tau, ah. Aku males ngadepin anak kayak gitu. Capek! Baru junior aja udah belagu, gimana kalo kita nanti lengser OSIS?! Najis!" ucap Bella sambil bolak-balik tarik nafas.
Akbar mengambil tempat duduk di sebelah Bella. "Namanya jadi kakak OSIS, banyak konsekuensi dan tanggung jawab, sama cobaan. Mungkin, karena Farhan, kamu bisa lebih sabar."
Bella tersenyum. "Thanks. I'm so lucky I'm yours."
~~~
Beberapa hari ini, suasana MOS emang lagi getar-getir. Kenapa? Karena banyak banget anak baru yang nyolot di SMA Nusa Bangsa. Jadi, kakak OSIS yang cewek-cewek pada senewen semua. Kalo yang cowok-cowok mah, karena emang COWOK, jadi mereka oke-oke aja. Ada yang ngelawan, bales aja sama tatapan atau ancaman. A piece of cake alias easy.
"Farhan!" panggil Reina, adiknya yang juga setingkat sama dia. Reina ini beda setahun sama Farhan, tapi karena dia ikut kelas akselerasi, mereka berdua jadi berada di satu tingkat.
"Apaan?" sahut Farhan sambil mendekat ke arah adiknya itu.
"Ntar, bilang Pak Darmin nggak usah nungguin aku pulang. Aku masih ada urusan sama guru les. Oke?" pinta Reina.
"Mau ngapain emangnya?" tanya Farhan, berlagak seperti kakak yang peduli. Padahal, aslinya dia masa bodo sama adeknya.
"Mau ada pemberian materi kelas 10. Aku kan, aksel. Jadi, belajarnya ngebut," jawab Reina kalem, santai, dan jelas. Sebagai adek-kakak, ketauan Farhan nggak pantes jadi kakak. Adeknya lebih pinter, wibawa, dan tegas. Sementara Farhan sendiri, pinter sih, tapi santai, slengean, care free, dan nggak merasa diberatin gitu.
"Ya udah. Hati-hati. Gue males kalo mama ntar udah nanya-nanya ke gue," ucap Farhan sekenanya. Reina mengangguk dan pergi kembali ke kelas MOS-nya. Beberapa langkah kemudian, bel masuk kembali berbunyi. Haluan neraka juga ikutan menggema.
"Assalamu'alaikum," salam kakak-kakak OSIS yang baru masuk.
"Wa'alaikumsalam," jawab anak-anak MOS kelas 10-2.
"Eh, kalian hari ini ada baris-berbaris di luar. Jangan lupa atribut semua-muanya dipake. Kalo ada yang nggak pake, semua push-up 3 seri. Oke?" ucap Bella lantang.
Farhan dengan tangan yang dilipat di depan dada berkicau. "Gue nggak mau. Panas. Kulit gue ntar makin item. Jadi, gue di kelas aja."
Bella menarik nafas. "Wajib."
"Itu sih, buat yang lain. Buat gue mah, sunnah. Jadi, tetep, gue nggak mau," lanjut Farhan. "Dan, kalo elo maksa, gue makin nggak mau."
"Kalo kamu nggak mau nggak apa-apa. Tapi, nilai sosialisasi dan kedisiplinan kamu dikurangi 10 point, ya?" ancam Vilda ikutan kesel liat muka Bella yang kesel.
Farhan mengubah posisi tangannya. "Emang kedisiplinan sama sosialisasi cuma lewat baris-berbaris? Hah? Nggak tuh. Selama kita nggak telat, patuh, nggak ngelanggar peraturan yang benar, gue bilang itu disiplin. Dan selama kita bisa berbaur, punya temen, gaul, dan dikenal, gue rasa itu udah cukup bersosialiasi." Farhan menarik nafas. "Dan nggak semua pengurangan nilai mempengaruhi prestasi gue di sekolah ini nantinya. Bahkan, kalo sempet kepsek kalian guna-gunain buat ngeluarin gue dari sekolah, yang salah mah kalian. Jadi, sekali lagi, gue nggak ikut baris-berbaris."
JRENG! Satu-kosong buat Farhan. Sekarang posisi Farhan sama kakak OSIS berbeda satu poin. Ya, setidaknya, kakak-kakak OSIS jadi tahu kalo Farhan punya otak dan nggak bisa dimain-mainin lewat ancaman-ancaman OSIS yang kadang nggak jelas maksudnya.
Bella menarik nafas. "Terserah kamu, deh. Saya capek ngurusin orang kayak kamu."
"Terus, kenapa elo mutusin diri jadi OSIS kalo nggak bisa ngadepin adek kelas kayak gue?" balas Farhan nyelekit.
Bella keluar, membanting pintu. Anak-anak sekelas bertepuk tangan pada Farhan. Mereka salut, ada orang secuek-bebek ancur dan nyolot kayak Farhan. Keren!
~~~
"Bar, apapun yang terjadi, aku nggak akan pernah buat si anak nyolot ngeselin itu tenang sekolah disini! Ngeselin banget," adu Bella saat istirahat kedua MOS. Bella dan Akbar sedang makan bareng di kantin sekolah.
Akbar yang malah ketawa ngeliat sikap Bella, jadi tersedak es jeruknya sendiri. "Bel, kamu kalah nyolot sama dia?"
"Ih, kamu kok, malah ikutan ngeselin, sih?! Dia tuh, kalo ngomong nyolot, tapi yaaaa, bener gitu. Masuk dan nusuk. Gila, kan?! Jarang orang nyolot kalo ngomong itu bener," ucap Bella makin kesel.
"Hei, kalo kamu digituin aja udah kalah tarung, gimana kalo lebih? Ayo dong. Bella yang aku pacarin, biasanya kalo ngebacot dan menyoloti orang itu jago banget. Mana semangatnya???" hibur Akbar sambil menggengam pipi Bella di kedua telapak tangannya.
Bella tersenyum sambil melet. "Makin ngaco kamu!"
Kemudian, Farhan lewat di hadapan kedua orang yang sedang berduaan itu. "Heh, OSIS macam apa pacaran di publik?"
"Pacaran macam apa yang selalu sembunyi-sembunyi? Kalo cinta, emang harus ditunjukin, dong," balas Bella, kemudian mengajak Akbar balik ke kelas mereka.
Farhan diam dan terkekeh. Dalam hati ia berkata, kalo beneran cinta, orang lain nggak perlu dibuat tau. Seharusnya cuma kedua orang doang yang perlu tau. Salah lo, Bel! Salah! Semakin banyak tau, semakin rentan dirusakin.
~~~
DEBUGGGG!!!! Kepala Reina terkena hantaman bola basket waktu menonton demo ekskul. Sesaat, semua pertunjukan dihentikan. Farhan menghampiri adiknya. Begitu juga orang yang tadi melemparkan bola basket tersebut, yang tak lain adalah Akbar.
"Rein, kamu gak apa-apa?" tanya Farhan sambil memegang kepala adiknya.
"Pusing. Banget," jawab Reina meringis kesakitan.
Akbar buru-buru meraih lengan Reina dan dibantu Farhan, cowok-cowok itu membantu Reina berjalan menuju PMR.
"Ya Allah, dek, maafin saya, ya? Serius, nggak sengaja. Kalo kenapa-napa, laporin guru aja. Saya siap dihukum, kok. Oke?" ucap Akbar panik. "Serius, ini kalo misalnya sakitnya berlanjut, kasih tau saya aja. Demi Allah, saya nggak sengaja."
"Dia udah kenapa-napa, woy," ucap Farhan sambil membantu adiknya berbaring di kasur PMR. "Heh, udah elo mending lanjutin aksi lo. Daripada adek gue tambah puyeng ngeliat muka lo."
"Ya udah, deh. Sekali lagi, saya minta maaf banget," ucap Akbar yang kemudian berlalu ke lapangan basket.
Reina menutup matanya dan meringis. "Han, pusing banget, nih. Tapi, setidaknya, aku bisa ditolongin sama kakak kelas taksiran aku."
Farhan yang semula khawatir, jadi sewot. "Jadi kamu suka sama Akbar?! Ya Allah, Rein, modus banget sih!"
Reina ketawa. "Eh, tapi kan, emang kejadian tadi berdasar nggak sengaja. Jadi, yaaaa artinya aku nggak modus. Aku cuma beruntung kena bola basket lemparan Kak Akbar. Walaupun sakit, tapi dia udah gotong aku ke PMR. Pegangan. Dirangkul. Dan dia genggam tangan aku sambil minta maaf. Kurang apa coba?!"
Farhan ikut ketawa. "Adek gue pinter banget kalo udah urusan cari kesempatan ya.. Tapi, hati-hati, dia udah ada pacar. Pacarnya nyolot banget. Dan gue benci banget sama pacarnya."
"Kak Bella, kan? Nggak masalah. Aku kan, naksirnya sama Kak Akbar. Sekedar naksir. Urusan kapan ditembak mah, tunggu mereka berdua putus aja. Ntar, baru, aku kasih kode," ucap Reina sambil sedikit-sedikit memegangi kepalanya.
"Dasar," jawab Farhan. "Gue balik ke lapangan, ya.." Reina mengangguk dan memerhatikan abangnya keluar ruangan PMR.
~~~
Semenjak kecelakaan kena bola basket Reina, kabar burung banyak yang beredar. Entah itu Bella cemburu, atau Reina modus, atau Farhan ngajakin bales dendam, atau malah sampe yang ekstrem dan kesannya sinetron banget, Akbar merasa bersalah, jadi dia minta Reina pacaran sama dia buat nebus kesalahannya. Yang itu gila banget!
Sudah tiga hari, Farhan dan Reina resmi jadi siswa baru di SMA Nusa Bangsa. Farhan eksis sekarang. Karena kenyolotannya waktu MOS, hampir seluruh cewek kelas 10 menggemari sikap beraninya. Reina juga nggak kalah eksis. Punya tampang, punya otak, ada duit. Ya udah, kurang apa coba? Dia alim lagi. Pake kerudung, rajin solat, kalo baca Qur'an bagus. Selesai sudah, semua cowok jadi kayak terkena serangan magnetnya Reina.
Reina memilih ekskul basket, karena ada Akbar dan emang dia gemar basket. Karena itu juga, Reina makin banyak diperhatiin cowok. Farhan, yang jadi kakaknya Reina, modus banget. Karena kharisma adeknya, dia jadi diterima dimana-mana dan dia malah semakin besar kepala. Tapi, aslinya nggak. Kadang capek juga dapet banyak request di BBM. CEWEK SEMUA!
"Akbar, ajarin dulu tuh, yang anak barunya," suruh Coach Harry.
"Sip," jawab Akbar.
Bella yang menunggu Akbar sampe selesai latihan, memerhatikan tingkah cowoknya itu. Dari mulai cara dia ngajarin anak-anak sampe dia main sendiri.
"Reina, nge-shoot-nya jangan tanggung-tanggung. Kasih tenaga sama dipasin ke ring," ujar Akbar. "Dhanti sama Alfred juga sama. Kalian kalo nge-shoot-nya gitu terus, nggak akan ada bola yang masuk."
Reina mencoba lagi. Masuk! Score buat Reina. Akbar memberikan high-five buat cewek itu. Muka Reina seketika cerah. Tapi, muka Bella malah makin nekuk. Kenapa si Reina dari tadi deket-deket mulu sih, sama Akbar?! bisik Bella dalam hati.
Coach Harry membagi tim. Cewek-cewek, cowok-cowok. Yang cewek main belakangan. Tim-tim cowok dulu yang main duluan. Selesai 14 menit permainan yang skornya 16-18, giliran yang tim cewek main. Reina sudah dapat teknik shoot bola. Jadi, skor membanjiri tim mereka. Setiap kali Reina berhasil memasukkan bola, Akbar tersenyum. Gimana nggak? Anak didiknya, berhasil.
~~~
"Kok, diem aja, Bel?" tanya Akbar saat di perjalanan pulang, dalam mobil bersama Bella.
"Nggak, kok. Lagian, aku mau ngomong apa?" jawab Bella ketus.
"Marah?" tanya Akbar lagi.
"Nggak," jawab Bella.
Akbar menarik nafas. "Jangan boong."
"Kalo aku jujur, kamu nanti marah," jawab Bella.
Akbar diam. "Coba aja."
"Aku cemburu liat kamu sama Reina. Puas? Soalnya, dari tadi kamu latihan, selalu dia yang kamu pandangin. Terus, setiap poin yang dia buat, kamu selalu paling semangat ngasih suport sama senyum. Terus, pas mau pulang, kamu hand-shake sama dia. Itu buat aku cemburu, Bar," jawab Bella.
Akbar memarkinkan mobil. Selain udah sampe di rumah Bella, ia juga tidak ingin cepat-cepat menurunkan Bella. "Dengerin ya, Reina itu anak didik aku. Coach Harry udah bilang, aku yang bakal ngajarin member basket yang baru masuk. Jadi, kalo aku nggak supportive ke Reina, gimana dia mau termotivasi dan ngerasa bagus? Jadi, jangan salah paham, dong. Apa gayaku ngelatih Reina bakal buat kita putus? Apa dengan kamu selalu cemburu pas liat aku ngelatih Reina bakal buat hubungan kita maju? Ayo dong, Bel. Kamu kan, udah 16 mau 17, masa masih harus berlagak kayak cewek umur 13 yang pacarannya selalu cemburuan dan berasa cowoknya harus nempel dia selamanya? Nggak, kan. Grow up. Karena, aku sayangnya sama Bella, bukan Reina. Aku pacarnya Bella, aku pelatihnya Reina. Titik."
Bella melepas sabuk pengaman dan bergegas keluar mobil. Digituin sama pacar itu... SAKIT BANGET!!! Walaupun ngasih pelajaran, tapi tetep aja. NYAKITIN!
~~~
Berhari-hari kemudian, Reina jadi sering pulang telat. Farhan mulai khawatir sama adeknya. Setiap latihan basket, selalu anak itu pulang ngaret setengah jam. Padahal Farhan tahu, latihan basket nggak bakal seketat itu.
Kemudian, pada suatu latihan basket, Farhan membuntuti adiknya. Reina nggak sadar. Ya iyalah, namanya dibuntuti diem-diem, mana sadar? Selesai latihan, Reina nyamperin Akbar. Akbar menyapa Reina. Reina dirangkul Akbar keluar sekolah. Farhan dalem hati udah panas-dingin. Sialan! Ternyata Akbar playboy juga! maki Farhan dalam hati.
~~~
"Abis dari mana, Rein?" tanya Farhan saat Reina sampai di rumah sekitar jam 7.
"Ngumpul bareng temen-temen basket," jawab Reina santai.
"Yakin, sama temen-temen basket? Bukan cuma satu temen doang?" tanya Farhan sarkas.
"Iya. Bawel, ih," ucap Reina sambil melanjutkan langkah ke kamarnya.
"Besok gue ikut kumpul-kumpul, ya," ucap Farhan tambah naik darah. Selain udah sering pulang telat, adeknya berani bohong. Luar biasa!
~~~
Farhan nyamperin Bella ke kantin. Bella yang ngeliat kedatangan anak nyolot langsung bergegas pergi. Tapi, Farhan menyuruhnya untuk tetap nunggu bentar dan dengerin. Bella, entah kerasukan setan apa, bener-bener nurut.
"Apaan sih, Han?" tanya Bella kesel.
"Pacar lo selingkuh sama adek gue," jawab Farhan enteng.
Bella ketawa. "Yah, basi banget berita lo. Boongan gitu elo percaya."
"Elo nggak percaya? Oke, gue bisa buktiin, asal elo ikut gue nanti pas anak- basket selesai latihan," tantang Farhan. "Dan kalo habis itu elo masih nggak percaya atau nyangkal, gue bakal ngasih foto bekas dua hari yang lalu sama sms adek gue."
Bella terdiam. "Dan kalo semua nggak terbukti, elo mau gue apain?"
"Terserah elo.." ucap Farhan. Ia pergi meninggalkan Bella. Dalam hati, ia tahu apa yang akan terjadi. Reina akan membatalkan janjinya bersama Akbar dan Bella nggak bakal percaya sama dia lagi. Alhasil, dia nelepon Reina. "Rein, gue nggak jadi ikut elo kumpul-kumpul, deh. Kasian. Masa gue jadi anak ilang di antara anak-anak basket."
"Sip. Gitu dong, Han!" jawab Reina senang. Beda sama nada bicaranya pas malam Farhan maksa Reina buat ngumpul bareng anak basket.
~~~
"Gue masih nggak percaya sama elo," ucap Bella yang udah duduk di kursi belakang motor Farhan.
"Haha... Bentar lagi lo percaya," balas Farhan tenang.
Beberapa saat setelah itu, di depan kafe anak muda yang cukup terkenal, muncul mobil putih yang familier di mata Bella. Bella memegangi jaket kulit Farhan. Farhan ingin melepaskan pegangan Bella, tapi dia tahu bentar lagi kakak kelasnya ini bakal terluka.
Dari pintu sopir keluar sosok yang dicintai Bella. Kemudian, Akbar menghampiri pintu sebelah kiri dan membukakan pintu itu. Keluar sosok yang selama ini dikhawatirkan Farhan. Farhan diam saja. Awalnya, dia masa bodo aja. Tapi, karena dia masih satu darah sama Reina, ia tahu; sekali seseorang selingkuh, pasti bakal selingkuh lagi. Farhan masih takut ngelirik ke Bella. Ngeliat cewek nangis itu pemandangan paling gila yang harus seorang cowok liat.
"Bel, naik. Buruan," ucap Farhan. Bella naik. "Maaf ya.."
Farhan mengajak Bella makan malam di tempat lain. Bella, selama perjalanan, nangis. Walaupun Farhan nggak ada rasa apa-apa ke Bella, tetap aja hatinya sakit ngedenger, ngeliat, ngadepin cewek yang lagi nangis karena cowok. Akbar abis sama gue! janjinya dalam hati.
~~~
"Bar, aku mau ngomong," ucap Bella. Tiga kata yang paling ditakuti cowok kalo lagi pacaran. "Aku mau kita putus."
"Fine," jawab Akbar. Kalah sama ego dan emosinya. "Lagian, nggak susah buat cari cewek lain."
"Iya. Karena emang kamu udah punya cewek lain, kan," ucap Bella sinis.
"Itu tau. Makasih buat setahun 4 bulannya. Semoga dapet cowok baru," balas Akbar nyelekit sambil mengelus pipi Bella untuk mungkin terakhir kalinya.
Bella menunduk mendapatkan respon kayak gitu. Makasih buat Farhan udah nyadarin kalo Akbar emang butuh putus. Makasih buat Farhan udah ngeliatin dan nunjukin kalo Akbar bukan cowok yang tepat. Makasih, Farhan.
Sepulang sekolah, Farhan menghampiri Bella. Kabar putusnya Bella-Akbar udah merajarela sekolahan. Farhan yang tau inti di balik semua ini, turun tangan.
"Mau dianterin pulang?" tanya Farhan saat Bella berjalan sendirian menuju gerbang.
"Nggak, makasih," jawab Bella lesu.
"Yakin?"
"Iya."
"Ya udah, kalo gitu, gue ikutin elo sampe nyampe rumah," jawab Farhan.
"Elo nyebelin tau, gak!" ucap Bella.
Farhan ketawa. Bella yang mengikuti Farhan dari belakang malah ikut senyum. Setidaknya, adek kelas nyolot ini berhasil nunjukin dia mana yang bener dan bisa buat dia agak tersenyum.
~~~
"Kenapa dulu elo nyolot banget, Han?" tanya Bella.
"Gue males diapa-apain OSIS. Kayak mereka selalu bener aja lagaknya," ucap Farhan.
"Sialan," balas Bella. "Makasih, ya.."
"Buat?"
"Buat yang malem itu."
"Oh. Ngapain makasih?"
"Kalo elo nggak buktiin, mungkin gue udah jadi cewek terbego yang pernah ada," jawab Bella.
"Alhamdulillah, dia nyadar," gurau Farhan. Bella menonjok lengan Farhan. Mereka tertawa bersama. Di antara tawa itu, keduanya merasa sebuah kehangatan dan kedekatan. Entah siapa yang akan jatuh lebih dulu, tapi pasti akan ada yang menangkapnya.
~~~
"Reina, elo keterlaluan udah buat Bella putus sama Akbar!" bentak Farhan saat Reina kesenengan abis nge-date bareng Akbar. Di pikiran Reina, akhirnya dia dan Kak Akbar bisa go public!
"Salahin Kak Bella udah cemburuan!" jawab Reina nyolot.
"Tapi, apa kamu nggak ngerasa bersalah udah ganggu hubungan orang?" tanya Farhan nyelekit.
"Ngapain ngerasa gitu? Kak Akbar yang nembak, kok. Aku sih, nerima aja. Selama itu nggak masalah dan bikin aku seneng, kenapa nggak?" balas Reina.
"Tapi, kalo ada kesenengan yang nggak menyangkut bikin orang lain sakit hati, kenapa kamu harus milih yang harus bikin orang lain sakit hati?" Farhan mulai naik darah. "Setidaknya, dewasa dikit. Ini bukan dunia anak 14 tahun yang rebutan pacar lagi. Ini udah pake akal dan hati. Jadi, jangan egois. Nggak selamanya, kita bisa dapet apa yang kita inginkan. Kadang, kalo dipaksain, bukan cuma orang lain yang kena sakitnya, kita juga bisa. Mungkin nggak kerasa awalnya, tapi lama-lama bakal kena batunya."
Reina mendengus kesal. "Dan kalo omongan elo nggak terbukti, gue bakal ketawa bahagia, Farhan!"
"Liat aja," ucap Farhan santai. Dalam waktu panjang ke depan, bakal ada cewek baru di dunia Akbar dan nasib lo bakal sama kayak Bella. Tapi, nggak akan ada gue disana, bisik Farhan setengah mendo'akan.
~~~
Farhan dan Bella sudah semakin dekat akhir-akhir ini. Malah, udah ada gosip mereka jadian. Tapi, yang percaya baru 30% aja. Soalnya, banyak yang tau kalo Bella itu bencinya banget-bangetan sama Farhan. Jadi, mustahil mereka pacaran.
'Kalo gue boleh menggantikan dia yang lebih tua di sisi lo, gue bersedia. Kalo elo bisa ngadepin sikap gue dan nerima gue, gue bahagia. Dan kalo seandainya elo mau jadi milik gue, gue bakal setia. Itu aja.. Elo mau nggak jadi pacar gue, Bella?'
Ucapan itu adalah kata-kata Farhan yang terselip di salah satu saku jaket Bella. Mungkin sudah beberapa hari yang lalu surat itu berada disana. Bella tersenyum.
~~~
"Hai," sapa Bella.
"Hei?" sapa Farhan balik.
"Aku punya kamu sekarang," ucap Bella. Farhan menggenggam jemari Bella.
"Dan sekarang, gue tetep jadi adek kelas lo yang nyolot..." ucap Farhan sengaja memotong kalimatnya. "Tapi, nyolotnya nyolot-nyolot cinta."
~~~
Hubungan Bella-Farhan sedikit mengejutkan sekolah. Tapi, apa salahnya? Berondong-senior. Di lain sisi, Reina-Akbar malah sedang meregang. Farhan hanya tersenyum puas. Terbukti, kalo apa yang jahat akan selalu jahat, meskipun sudah diperbaik. Karena what goes around, comes around.

Saturday, February 11, 2012

Was, Still Is, & Will Always Be

Posted by Unknown 0 comments
I'll introduce myself first. So...

@Yasmin_Hanan
I've been admiring Justin Bieber for like 3 years. This is a little something-something..... :')
From hairflip until haircut, from One Time until Next 2 You, from single until taken, from golden hair until brown hair, from Stratford until all over the world... He may not notice me, but I've been there, I'm still here, and will always be here. To support, to cry with the others, to smile with him and other beliebers, to laugh at the pointless stuff he does, to keep dreaming and believing, to stay here, to fight the haters with kindness, to be strong while loving, admiring, adoring, and liking him. Because, I'll forever be a part of his journey and he'll forever be a part of my own. :') 
Look closely and see how this boy transformed into a better gentleman..

Babyrauhl.. :*
And here's him...

Kidrauhl.. ;)

He's grown so much. And in under a month, he'll turn into an adultrauhl. But, he'll always be a kidrauhl to me and to the other 17 millions beliebers.. 

Friday, February 10, 2012

Spamming.. Spamming..

Posted by Unknown 0 comments
Pertama-tama...

My BOYFRIEND says that... <3
Secondly....

Lihat ini!!!!!
Why is he so cute and sexy?! #thinkingthinkingthinking
And then...
Take a look at this little talk between Patrick and Spongebob;

Aren't they the cutest?! ;)
And now for the b!tches and sluts and jerks out there...
PLEASE..


And...



So, if you live your life just to ruin others', please read this one!

Ya see this?!
And if you're mad at me for being his admirer, go ahead and stay mad. 'Cause again, I don't give a shit. And here's my love...

Ya mad, people?! Stay mad!
And here's a little sumthin'-sumthin'..
This is so me.. #aaaaaahhhh
For all the nice guys and girls and all my family, beliebers, directioners, other fanbase, my friends, and mostly Allah SWT, this is from my heart and Spongebob's heart..



BYE!!!!! #muchlove

Sunday, February 5, 2012

This Goes to All My Girls

Posted by Unknown 0 comments
Yes, we do cry every time we remember old jokes which we shared with the ones we love. Yes, we cry every time we remember the smile they gave to us back then when we felt nothing but disappointed. Yes, we cry every time we remember someone we know would never reappear and come back in our life. Yes, we do cry whenever we feel like these eyes can't hold another tears.

But, out of all the cryings and all the tears, we know we will always have that memory inside our mind and most importantly inside our hearts. Whatever happened or how many times we've cried, those little pieces of memories will never go away. NEVER EVER go away. Because without any of it, we would never make it this far. But, yes, it's okay to cry. It's okay to waste your tears over something that used to be your everything. Yes, it's okay. Because you know you'll never gonna get it back.

In this life, things go up and a lot more things go down. We just need to find every point of happiness in both situations. Because, sometimes, we're getting tired of all the stress and depressed moments. We need to move forward and take lessons for what have failed back then. We can never restart something, because we have no power to do it. But, we can always redo it later in life with better experience and feelings. Things get around and things change. Maybe for the worse, maybe for the better.

We all know that the past will always be the past. We can never change that. The guy we thought would be the one will leave someday. The girl we thought would be the one and only princess will die just like Juliet. The love story will end in some kind of funeral where we have to stand alone inside a room with soil walls. Everything will end. So, why do we have to waste our time thinking about the past? Well, if you say you'd rather rewind it, I'd say I'd rather plan for the future.





For all my girls, stop thinking about what had happened. NOTHING CHANGES THAT. No matter what you do, it'll stay like that. Or if it changes, it'll never live up your expectation and the last thing you wanted to happen will happen. You'll be even more disappointed. So, stop thinking about him or anyone who broke your heart. If he broke your heart, there's a million other guys who are willing to heal it. Stop thinking about the past because really, you can't change or do a thing to it. No. Just plan for a better future and live life happily. Because, there's a reason why they leave and that's just the way God says you're gonna be okay and there's gonna be someone who's willing to love you the way you've always wanted someone to love you. So, STOP WASTING YOUR TEARS FOR A GUY WHO'LL LEAVE YOU EVEN MORE IN TEARS. Be strong and live life, sweethearts! ;) <3

My Wishful Thinkin'

Posted by Unknown 0 comments
Call me a lunatic or obsessed, but...

ONE DIRECTION is FUCKING sexxxxxxxxxaaaaaay!!!!!... 


Why? Because, their voices, their looks, their funniness, their amazing personalities, their... WTF, I'm not gonna list all of their lovable characteristics. But, yes, people.. THEY'RE SOOOOO FUCKING SEXY!!!


BUT...


I still love Justin Drew *sexrauhl, goddamnhot, fuckinturnon* BIEBER.. 


So, I was thinking...




What if one day, ONE DIRECTION collaborates in one love song that all the girls around the world would love to hear with JUSTIN BIEBER????? All those bitches who turn their backs on one of the artists or both of them are gonna be in so much regret, because the sex-gods collaborate in one song. And... If CODY SIMPSON & GREYSON CHANCE decided to join the club with the BIG TIME RUSH and they all sing together in one song which has a rap part and rapped by JADEN SMITH, I'll die first.

Or... *I just got this idea*

All the teenage boy singers sing a love song *about girls and their loves for girls* together in one huge sweet love song... THAT'D BE SO FUCKING AMAZING!!!!!


~~~~ PAUSE. STOP. SWITCH CHANNEL.


And, I was thinking if one day, I could meet and sing with at least a couple of all the artists... Ahhhhhhh... Yeah. I know I'm such a big obsessed dreamer.

Friday, February 3, 2012

One Direction Spam

Posted by Unknown 0 comments

Let's just say I fall in love with these amazing guys. 'Cause...

THEY'RE AWESOME!

Here are some pictures of the cute, amazing, cool, awesome, hilarious, sexaaaay guys.. ;)




ZAYN MALIK, everyone!!! ;)

Look at his EYES!!!!! *died*
NIALL HORAN, folks...

Blue eyes... *spazzed*

MR. WISE *LIAM PAYNE*
He's like staring straight at you, isn't he?? ;) *fangirling*

He needed to do that smile.. *breath!!!!*
LOUIS TOMLINSON, Mr. Carrots
I love his smile.. :)

Mr. Charming, HARRY STYLES


His gaze... Preparing to die.





These are them... BEING SO FREAKING AWESOME!!!




Goofy... ;)




I'm done with all the spamming. Go ahead and become a fan and I hope you guys die from spazzing and fangirling over these awesome guys.

P.S, My left thigh hurts soooooooooooo firetruckin' bad!!!!!

Thursday, February 2, 2012

Good Day.. Good Day

Posted by Unknown 0 comments
Hari ini... GUE KALAH MAIN UNO, bung!!!! *jambak rambut* Kasian ya, gue?!?!?!?!?!?!?!? Mana disuruh ju-ber (jujur-berani, in case elo nggak tau). :P Dan... akhirnya gue nggak melakukan 'BERANI' yang dikasih. WKWKWKWKWKWK... I'm such a chicken, but at least I'm a pretty little cute chick... *samar -en* :P Okeh, ini nggak nyambung.

Tadi, selagi main UNO, gue dan teman-teman sekalian berbicara tentang RINGTONE 81. Dari mulai membandingkan dengan manusia-manusia kelas 7 sampe mengira-ngira apa yang akan terjadi kalo udah kelas 9... :')

Berawal dari Sao *atau siapa gue lupa* yang bilang, "Kelas 81 ini emang THE BEST! Soalnya, di kelas 7 dulu, nggak segila ini." Terus, merembet semua ikut membandingkan kesengsaraan kelas 7 mereka, termasuk.... GUE!!!! *hening* Terus, gue berkata...

Kita itu sama, otaknya pinter, tapi kepleset...
Dan tertawalah manusia-manusia yang sedang bermain UNO itu. -_- Tapi, emang bener. Ini faktanya...

  • Biasanya, orang pinter cenderung baca buku, belajar, dsb-dsb yang membosankan, tapi kelas 81... JAUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUH dari kebiasaan orang pinter 'normal'.
  • Di kelas 81 itu ada BOKEP, SERIUS, KOCAK, MAHO, MALE, HI-TECH, KEIBU-IBUKOSAN, PEMBERSIH, SOK TAU, NYOLOT, SABAR, LEMOT, PENDIEM, KREATIF, PENGRAJIN, PEMALAS *hampir semuanya*, NGESELIN, NYESELIN, NYEBELIN, NGEBETEIN, PENGGALAU, FOREVER ALONE, dan segenap jenis orang lainnya. Dan ini bukan karakter orang-orang pinter yang normal.
  • Di kelas 81 itu NGGAK ADA JADWAL PIKET. Semua serba spontanitas dan selalu bisa bikin guru BIOLOGY senewen. Soalnya, harus disuruh dulu... HEHEHE... Dan orang pinter nggak kayak gini kalo normal.
  • Di kelas 81 itu ada segala macem jenis omongan. Dari mulai kebun binatang di Indonesia sampe tempat sampah orang Amrik ada. Dan orang pinter yang normal nggak kayak gini.
  • Di kelas 81 musikal. Kalo nggak dangdut, teriak-teriak nyanyi Skyscraper atau apalah lagu yang ada teriak-teriaknya. Dan orang pinter yang normal nggak kayak gini, bung.
  • Di kelas 81 MEMBAUR. Nggak ada kata COWOK-COWOK sendiri ngewarnet, CEWEK-CEWEK sendiri ngegosip. Atau, ngegeng-gengan duduk perkelompok sha-sha-sha *susah gue mau ngomong apa*. Orang pinter yang normal biasanya yaaaa agak-agak menspesialisasikan diri.
  • Di kelas 81 itu.... DEFINISI KATA PINTER ADA MACEM-MACEM. Pinter bokep, pinter ngomong, pinter nyanyi, pinter lawak, pinter ngebuat sesuatu, pinter masak, pinter makan, pinter ngibul, pinter nyontek, pinter.... segala macem. Sampe yang pinter bikin orang kesel juga ada. Dan orang pinter biasa yang normal nggak bakal se-bervariasi kayak gini.
Dan... Kalo ntar kelas 9 harus dipisah... GUE. NGGAK. AKAN. PERNAH. LUPA. SAMA. 81!!!! Lo tau kenapa?! Karena disini, gue bisa ngerasa kayak keluarga *dramatis*. Aslinya, gue bisa ngerasa kalo gue gila, gue bebas ngelakuin apa aja dan didukung, bahkan ada yang jb-jb. Gue bisa berdosa sekaligus berpahala. Yaaaaa... Macem-macem. Yang jelas, 81 memories will never be forgotten!!!

Di 81 juga, udah dibentuk bermacam-macam kesatuan... Di antaranya... *menurut waktu pembentukan*
  1. RINGTONE 81
  2. Hadibers *fans Hadi*
  3. Fanbase lainnya kayak Adamblast, Bagaser, FBI (Fans Berat Ihsan), dsb-dsb-dsb
  4. Keluarga Tas *karena nama Hadi ada kata Tas-nya*
  5. The Tuyul Nation *berawal dari Seren yang suka membetak*
  6. Empat lemot *Putri, Alma, Nadiva, Sao*
  7. Trio maho *Rama, Hadi, Adam*
  8. 2 Botak *Tantria, Inka*
  9. 4 Sekawan *Firdha, Enda, Erin, Yasmin*
  10. Anak Rawalumbu *Loli, Enda, Yasmin* (aslinya, ada Bagas, tapi dia nggak pernah mengakui)
  11. ... *masih ada yang menyusul*
TUH, SEKARANG ELO BAYANGIN, KURANG GILA APA KITA?!?!?!? ~Terimakasih~

GOODBYE. *makin cinta sama 81*

Blog List

 

Re-A-Lis-Tic Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos